Medan, IDN Times – Puluhan anak Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Rizki Ananda, Dusun VII Tanjung, Sambirejo Timur, Percut Sei Tuan, Deliserdang tampak bergembira, Senin (31/1/2022). Anak-anak itu, menjajaki satu per satu alat permainan yang disediakan oleh penyelenggara pembelajaran.

PKBM Rizki Ananda merupakan tempat kegiatan belajar yang diperuntukkan untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Abiyu Abdul Mubarak, satu dari puluhan anak berkesempatan untuk belajar gratis di sekolah itu. Pada usia dua tahun, ia didiagnosa oleh dokter tidak dapat mendengar. Kondisi itu sempat membuatnya Abiyu terpuruk.

Sang ibu, Nova Dewi Trianti (41) mengatakan selain sulit mendengarkan, Abiyu juga alami kendala kesulitan dalam bicara. Tak ingin anaknya patah arang. Nova, sapaan akrabnya mencoba untuk memacu Abiyu untuk tetap tumbuh dan berkembang.

“Saya ingin dia jadi orang sukses membanggakan orang tua,” kata Nova saat ditemui IDN Times, di depan ruangan belajar PKBM Rizki Ananda.

Pada usia lima tahun, Nova memilih untuk mengantar Abiyu ke PKBM Rizki Ananda. Pada awal-awal, Nova menyadari Abiyu tidak betah belajar. Ia kerap meminta pulang sebelum jam belajar berakhir. Sang ibu yang terus mendorong anaknya untuk giat belajar memacu Abiyu untuk tetap menimba ilmu. Perlahan, sikap Abiyu berubah. Ia mulai berinteraksi dengan rekan-rekan sebayanya.

“Bersyukur dia sekarang senang. Sekolah ini dia senang,” ujar Nova.

  1. News
  2. Sumut
  3. 06 Feb 22 | 20:40

Asa Wujudkan Mimpi Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus punya hak sama dengan anak lainnya

Asa Wujudkan Mimpi Anak Berkebutuhan Khusus

Sejumlah anak berkebutuhan khusus di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Rizki Ananda, Dusun VII Tanjung, Sambirejo Timur, Percut Sei Tuan, Deliserdang (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Masdalena Napitupulu

VerifiedMasdalena Napitupulu  Share to Facebook Share to Twitter

Medan, IDN Times – Puluhan anak Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Rizki Ananda, Dusun VII Tanjung, Sambirejo Timur, Percut Sei Tuan, Deliserdang tampak bergembira, Senin (31/1/2022). Anak-anak itu, menjajaki satu per satu alat permainan yang disediakan oleh penyelenggara pembelajaran.

PKBM Rizki Ananda merupakan tempat kegiatan belajar yang diperuntukkan untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Abiyu Abdul Mubarak, satu dari puluhan anak berkesempatan untuk belajar gratis di sekolah itu. Pada usia dua tahun, ia didiagnosa oleh dokter tidak dapat mendengar. Kondisi itu sempat membuatnya Abiyu terpuruk.

Sang ibu, Nova Dewi Trianti (41) mengatakan selain sulit mendengarkan, Abiyu juga alami kendala kesulitan dalam bicara. Tak ingin anaknya patah arang. Nova, sapaan akrabnya mencoba untuk memacu Abiyu untuk tetap tumbuh dan berkembang.

“Saya ingin dia jadi orang sukses membanggakan orang tua,” kata Nova saat ditemui IDN Times, di depan ruangan belajar PKBM Rizki Ananda.

Pada usia lima tahun, Nova memilih untuk mengantar Abiyu ke PKBM Rizki Ananda. Pada awal-awal, Nova menyadari Abiyu tidak betah belajar. Ia kerap meminta pulang sebelum jam belajar berakhir. Sang ibu yang terus mendorong anaknya untuk giat belajar memacu Abiyu untuk tetap menimba ilmu. Perlahan, sikap Abiyu berubah. Ia mulai berinteraksi dengan rekan-rekan sebayanya.

“Bersyukur dia sekarang senang. Sekolah ini dia senang,” ujar Nova.

Anak berkebutuhan khusus punya hak tumbuh kembang

Asa Wujudkan Mimpi Anak Berkebutuhan Khusus

Sejumlah anak berkebutuhan khusus di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Rizki Ananda, Dusun VII Tanjung, Sambirejo Timur, Percut Sei Tuan, Deliserdang (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Di PKBM Rizki Ananda, terdapat 27 anak yang didampingi untuk mendapat akses pendidikan gratis. Akan tetapi, hanya 24 anak yang aktif mengikuti belajar setiap hari. Usia anak didik yang diampu oleh PKBM Rizki Ananda berkisar 6-15 tahun dengan latar belakang diagnosa anak dengan kondisi hiperaktif disorder, tuna wicara, tuna rungu, down syndrome, tuna grahita, hingga slow learner.

Sekretaris PKBM Rizki Ananda, Sri Murniaty Rezeki, mengatakan anak-anak berkebutuhan khusus di Desa Percut Sei tidak banyak yang memperoleh akses pendidikan. Menurut Sri, orang tua anak terkesan malu untuk mengajak anak-anaknya berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Akibat itu, keluarga anak berkebutuhan khusus memilih untuk menempatkan anaknya di rumah. 

“Padahal mereka punya hak tumbuh kembang, hak identitas anak, hak bermain, hak kesehatan, ada banyak yang harusnya mereka dapatkan,” ungkap Sri, yang juga sebagai Relawan di PKBM Rizki Ananda.

Sri mengatakan, keresahannya itu lah yang kemudian disampaikan kepada kepala desa, camat, hingga bupati. Sri mengaku selama pertemuan dengan para pejabat tersebut, ia berkeinginan disediakan sekolah gratis untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Tanpa sekolah, kata Sri, anak-anak sulit untuk mendapatkan haknya untuk berkembang.

“Anak berkebutuhan khusus ini punya hak yang sama dengan anak lainnya,” ujarnya.

Awal-awal berdiri, tepat pada 2020, kegiatan belajar menggunakan gedung yang berada di wilayah desa. Gedung itu disewa atas keinginan dari Bupati Deliserdang, tujuannya agar anak-anak dapat segera mendapatkan hak pendidikan.

“Gedung itu kita maksimalkan penggunaannya. Tapi kita tidak punya taman bermain,” ungkap Sri.

Pertengahan 2021, ada sebuah program gerakan sosial healing untuk pelosok desa yang diinisiasi oleh Erick Troopers atau E-Troopers di bawah yayasan milik Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir. Melalui program Gerakan Gesit Bangun Negeri.

Gereget mengajak kita untuk bangkit bersama menghadapi kondisi pandemik COVID-19. Mulai dari membangun fasilitas umum hingga fasilitas sosial, salah satunya taman baca bagi anak-anak.

Program itu disambut oleh desa. Kata Sri, keberadaan program E-Troopers membantu memberikan asa bagi anak-anak yang kesulitan mendapatkan layanan fasilitas taman baca dan bermain.

Sri mengatakan, kabar itu menjadi penyemangat, jika sewaktu-waktu mereka mendapat kesempatan fasilitas taman bermain anak berkebutuhan khusus. Sri bersama kepala desa kemudian mengajukan penawaran agar dibuatkan ruang belajar dan taman bermain untuk anak-anak. 

“Alhamdulillah direspon sama pihak  E-Troopers sehingga dibuatlah taman bermain ini untuk anak-anak pada akhir 2021 lalu,” katanya.

Mendapat respon dari pihak E-Troopers, Sri bersama warga desa memutuskan untuk membangun taman bermain itu di lahan baru. Tujuannya, agar taman bisa digunakan permanen, kemudian mereka terlepas dari biaya sewa per tahunnya. “Pindah ke mari, anak-anak bisa lari. Kalau pagi bisa olahraga,” ujar Sri.

Pada saat pembangunan taman, Sri didampingi pihak E-Troopers untuk membeli peralatan bermain, seperti ayunan, gradasi donut hingga permainan-permainan kecil. “Memang tadinya kami tidak punya. Karena dibantu ini baru ada,” ungkapnya. 

Memilih alat bagi anak berkebutuhan khusus tentu tidak sembarangan. Kata Sri, ada perbedaan alat yang digunakan bagi anak-anak berkebutuhan khusus dan alat permainan anak-anak non berkebutuhan khusus. Salah satu yang ditekankan adalah selain untuk edukasi, alat permainan juga harus dapat digunakan untuk terapi. 

“Permainan mereka ada khusus. Selain untuk edukasi bisa sebagai terapi,” kata Sri.

Koordinator Yayasan Troopers Wilayah Sumatera Utara, Razi Ramadhan menyampaikan terdapat  80 titik fasilitas umum dan fasilitas sosial yang dibangun di wilayah Sumatra Utara. Salah satunya, fasilitas taman bermain anak-anak berkebutuhan khusus milik PKBM Rizki Ananda yang dikelola oleh masyarakat.

“Beberapa waktu lalu, Camat cerita ada sekolah gratis swadaya masyarakat di sana (Sambirejo Timur) kemudian gurunya juga swadaya, relawan semua,” ujar Razi Ramadhan kepada IDN Times. 

Mendengar itu, katanya, pihak Yayasan E-Troopers mencoba untuk mengecek desa itu. Setelah dilakukan proses identifikasi kebutuhan belajar dan ruang bermain anak, tim kemudian membantu semua kebutuhan anak yang telah disampaikan oleh pihak desa dan relawan.

“Awalnya fasilitas mereka sangat minim, karena itu, kami berikan mereka fasilitas bermain yang ramah anak berkebutuhan khusus,” kata Razi.

Melalui bantuan Yayasan Erick Thohir, Razi Ramadhan berharap agar warga desa serta pihak pengelola PKBM Rizki Ananda dapat dimanfaatkan untuk mendukung cita-cita anak berkebutuhan khusus. “Ini dijaga. Semoga bermanfaat untuk masyarakat setempat,” ujar Razi.

Sementara itu, Juru Bicara E-Troopers,  Muhammad Fadel Dewantara menyampaikan bahwa Yayasan E-Troopers memiliki sejumlah program yang bertujuan mengajak warga bangkit bersama dengan bergotong royong berbagi untuk melakukan kegiatan warga.

Program yang disusun, menurut Fadel tidak terlepas dari upaya pemulihan kondisi warga yang kesulitan bangkit dari kondisi saat pandemik COVID-19.

“Salah satunya program sosial healing, tujuannya sebenarnya sederhana, untuk mengobati rasa luka masyarakat Indonesia karena pandemik. Masyarakat gak bisa keluar rumah dibatasi selama pandemik, kita dengan kegiatan ini harapannya bisa mengobati rasa itu, berani keluar lagi, berani gotong royong,” ujarnya.

Lanjut Fadel, Yayasan E-Troopers telah membangun 80 fasilitas yang tersebar di desa-desa wilayah Sumatra Utara. Menurut Fadel, untuk bisa mengakses bantuan E-Troopers salah satunya adalah menyesuaikan kebutuhan desa.

“Banyak yang kami berikan, ada lapangan, taman bermain, sosial healing spot, renovasi tempat wudhu, musala, pos ronda, pendopo, banyak fasilitas umum. Syarat utama mereka bergotong royong, warga secara sukarela membangun,” kata Fadel.

Usai mendapatkan fasilitas dari Yayasan Erick Thohir, Sri Murniaty tak ingin puas diri. Ia ingin setelah fasilitas digunakan anak-anak dapat meraih mimpi yang diidamkan. Ke depan, pihak desa dan pengelola PKBM Rizki Ananda akan mengoptimalkan pelatihan mandiri untuk anak berkebutuhan khusus.

“Kita juga akan fasilitasi mereka untuk melanjutkan sekolah lanjutan. Ke depan juga akan dibuat pelatihan mandiri untuk mengoptimalkan perkembangan mereka,” ungkap Sri.

Sri Murniaty sudah lama menjadi relawan. Sebelum menginjakkan kaki di PKBM Rizki Ananda, Sri telah lama melintang dalam aktivitas perempuan dan anak. Menurut Sri, menjadi pengajar anak berkebutuhan khusus tidaklah mudah. Ada perlakuan-perlakuan khusus yang diberikan bagi setiap anak. Tentunya dengan kondisi kebutuhan kondisi masing-masing anak.

“Kami berusaha bagaimana anak-anak bisa menerima kami. Bukan kami yang bisa menerima anak-anak,” ujarnya.

Dalam pendampingan anak, Sri mengakui tak lepas dari berbagai tantangan. Selain dilatih lebih teliti, ia juga mengakui kunci utama yang harus diterapkannya adalah ikhlas. “Kami harus lebih sabar, lebih teliti, dan ikhlas dalam menangani anak-anak ini. Mereka tahu kalau kita gak ikhlas, kontak batinnya kuat,” ungkapnya.

Saat ini, PKBM Rizki Ananda diampu oleh 8 relawan. Para relawan itu mendampingi 24 anak dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Kelas belajar dimulai dari Senin-Kamis. “Anak-anak masuk jam 9, kalau ada yang bosan jam 11 minta pulang, kita izinkan,” tutur Sri.

Selama proses belajar orang tua diminta untuk mendampingi anaknya masing-masing. Semua itu dilakukan karena anak-anak berkebutuhan khusus masih memerlukan kasih sayang orang tua. Selain itu anak-anak juga terkadang masih sulit untuk menerima orang baru. Dari itu dibutuhkan pendekatan orang tua.

“Pendampingan orangtua harus, karena ada anak yang diagnosa epilepsi, sehingga ketika anak tantrum wajib ada orangtua,” jelasnya.

Usai mengikuti kelas belajar, anak-anak akan mendapat raport harian. Dalam penilaian itu, Sri akan menyampaikan tumbuh kembang anak kepada orang tua secara langsung.

Orang tua anak juga dapat membaca bagaimana perkembangan anak selama belajar di PKBM Rizki Ananda. Ia berhadap anak-anak didiknya dapat meraih mimpi serta mandiri dalam menjalani kehidupan.

“Kami kasih raport harian, perkembangannya beda-beda. Saya berharap suatu saat nanti mereka bisa mandiri,” pungkas Sri.

(IDNTIMES.SUMUT.COM)

Bukti Etroopers Berbakti Pada Negri
Share

Odon


RzR Pro Event & Wedding Organizer Medan, Banda Aceh, Call 085360945767.


Post navigation


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *